Membumikan Islam Damai di Indonesia: Mengikat Jejak Pemikiran Jalaluddin Rakhmat

Judul Buku       : Islam Aktual: Refleksi Seorang Cendekiawan Muslim

Penulis             : Jalaluddin Rakhmat

Pengantar         : Haidar Bagir

Penyunting       : Ahmad Baiquni

Penerbit           : Mizan

Edisi                : Edisi ke-2

Cetakan            : Cetakan ke-1, Maret 2021

Tebal               : 352 halaman

ISBN               : 978-602-441-215-9

Orientasi Penulis

Buku berjudul Islam Aktual: Refleksi Seorang Cendekiawan Muslim ini, merupakan hasil kegelisahan Jalaluddin Rakhmat (JR) terhadap perselisihan umat Muslim pascawafatnya Nabi saw. yang menyebabkan hadirnya berbagai sekte dalam tubuh Islam (hal. 45). Setiap sekte memandang keyakinannya sebagai kebenaran dan menolak sembari mengkafirkan seluruh keyakinan di luar pengetahuannya. Akibatnya, api perseturuan berkobar di hati dan pikiran kaum Muslim untuk saling curiga satu sama lain, sebagaimana JR menyebutkan, “Mereka membunuh orang Islam, karena berbeda pendapat dalam masalah agama… (hal. 47).

Kegelisahan yang ditulis sekitar 29 tahun lalu ini, masih relevan terhadap perkembangan Islam dan umat Muslim dengan melihat pertumbuhan kasus intoleransi dan diskriminasi yang terjadi hari ini. SETARA Institute for Democracy and Peace mencatat 180 kasus diskriminasi dan intoleransi beragama di tahun 2020 yang tersebar di 29 provinsi.  

Pertumbuhan kasus diskriminasi dan intoleransi beragama mempengaruhi perkembangan Islam dan umat Muslim di Indonesia. Diketahui sebagian masyarakat Indonesia merasakan ketakutan dan kekhawatiran terhadap Islam yang menyebabkan hadirnya Islamofobia dalam paradigma mereka. Islam sebagai agama rahmatan lil alāmīn senantiasa memuliakan nilai persaudaraan dan keterbukaan untuk mencintai sesama manusia, sebagaimana JR mengutip hadis Nabi saw. “Sesungguhnya rahmat Allah tidak akan turun kepada suatu kaum yang di situ ada orang yang memutus persaudaraan” (hal. 60), berubah menjadi sesuatu yang ditakuti. Di satu sisi, perkembangan media elektronik semakin menampilkan wajah gelap Islam yang menyebabkan paradigma Islamofobia menyebar ke seluruh penjuru negeri. “Lewat layar kecil, yang berfungsi sebagai jendela dunia, para pemirsa diarahkan untuk mendefinsikan situasi…” (hal.73). Berdasarkan ragam masalah yang berkembang, dapat diketahui bahwa kegelisahan JR yang ditulis di awal 90-an ini, mendeskripsikan kelebihan buku “Islam Aktual” sebagai karya universal yang dapat menjawab tantangan dan perkembangan Islam dan umat Muslim di masa mendatang, bukan sebatas di zaman JR.

Baca Juga:  Fase-Fase Pendidikan Anak dalam Tinjauan Al-Qur’an

Lebih lanjut, perlu diketahui bahwa buku “Islam Aktual” juga memiliki satu kekurangan, setelah dibaca beberapa minggu, yaitu terlalu menyoroti eksistensi Ali ibn Abi Thalib sebagai penegak mazhab ukhuwah. Sejatinya, buku ini berjudul “Islam Aktual” yang menyoroti perkembangan Islam dan umat Muslim di sepanjang zaman. Akan tetapi menjadi pertanyaan besar, mengapa JR terlalu berfokus pada peran Ali ra. sebagai eksistensi sentral kejayaan Islam? Seharusnya, JR menyoroti eksistensi Muhammad saw. sebagai suri tauladan umat Muslim untuk mengembalikan kejayaan Islam. Meskipun buku “Islam Aktual” memiliki kekurangan, perlu digarisbawahi bahwa JR telah menyadarkan umat Muslim, di masanya dan setelah kepergiannya, untuk kembali memahami hakikat ajaran Islam dengan menjunjung tinggi nilai persaudaraan dan keterbukaan antara sesama manusia sebagai orientasi tulisannya.

Sinopsis Buku

Buku “Islam Aktual” merupakan salah satu buku yang dikemas oleh JR menjelaskan kecakapan pengetahuannya terhadap perkembangan Islam dan umat Muslim. Buku yang ditulis sekitar 29 tahun lalu ini, terdiri dari 7 bagian yang dimulai dari refleksi ukhuwah hingga perjuangan untuk mengembalikan hakikat ajaran Islam dan perilaku umat Muslim.

Dalam menjelaskan setiap pembahasan, JR senantiasa menghadirkan berbagai contoh kasus yang terjadi di dunia Islam dan barat melalui analisa radikal untuk menghasilkan ragam pandangan yang benar dan pasti. Meskipun penulis menggunakan analisa radikal, perlu diketahui bahwa penggunaan diksi kata begitu mudah dipahami oleh para pembaca, sehingga mereka dapat mendalami dan menikmati setiap bagian pembahasan yang tertera dalam buku “Islam Aktual”.

Di bagian akhir buku Islam Aktual, JR menjelaskan masa depan Islam dan potensi umat Muslim Indonesia yang dipandang memiliki kualitas untuk menghadirkan peran Islam dari berbagai sektor, seperti ekonomi, kultur, dan politik melalui kesadaran beragama, persaudaraan, dan keterbukaan. Tentu secara keseluruhan, buku ini menyoroti perkembangan Islam dari masa Nabi hingga hari ini.

Baca Juga:  Melawan Virus Ketakutan

Pendapat dan Analisa Buku

Buku Islam Aktual merupakan sebuah karya luar biasa yang ditujukan untuk mengembalikan nilai-nilai ukhuwah sebagai inti ajaran Islam yang mulai redup, akibat hilangnya keterbukaan dan persaudaraan. Di bagian awal buku ini, JR menjelaskan keterbukaan merupakan pilar utama untuk membangun jembatan ukhuwah sebagai salah satu potongan puzzle yang mulai dilupakan oleh umat Muslim. Secara pribadi, saya berpendapat bahwa buku JR ini berusaha mengingatkan potongan puzzle yang hilang dengan melihat bobroknya perilaku umat Muslim yang semakin hari tidak mencerminkan wajah Islam yang sebenarnya.

Berdasarkan permasalahan di atas, JR berusaha mengajak para pembaca untuk kembali bertafakur mengenai realisasi jembatan ukhuwah yang telah terputus, akibat keegoisan dan kesombongan umat Muslim. Dari berbagai penyaksian terhadap buku Islam Aktual, saya pribadi mulai mengikat jejak pemikiran JR yang berfokus pada keberlangsungan Islam dan umat Muslim dalam keindonesiaan kita. Keindonesiaan kita bermakna seluruh rakyat Indonesia. Lantas apa hubungan antara Islam dan umat Muslim bagi seluruh masyarakat Indonesia? Rakyat Indonesia merupakan individu yang menjunjung tinggi keterbukaan dan persaudaraan. Tentu, hal ini tidak jauh berbeda dengan ajaran Islam yang mendorong para pengikut Muhammad saw. untuk mengaktualkan nilai ukhuwah. Dari kesamaan pandangan ini, JR menilai seharusnya umat Muslim Indonesia menjadi penggerak untuk membangun jembatan ukhuwah yang telah hilang hari ini. Proses membangun jembatan ukhuwah dicapai melalui persaudaran dan keterbukaan sebagai material utamanya, sebagaimana JR menyebutkan “Kekuatan kaum Muslim terletak pada tindakan mereka…” (hal. 34).

Penjelasan JR akan merefleksikan Muslim Indonesia untuk bergotong-royong mengaktualkan jembatan ukhuwah untuk menyeberangi lembah perselisihan dan perdebatan yang telah menutup mata mereka dari kedamaian. Islam merupakan agama rahmatan lil alāmīn menempatkan kedamaian di atas keterbukaan dan persaudaraan untuk menyelesaikan berbagai keributan antara para pemeluk agama. Sudah selayaknya kita luangkan waktu untuk membacanya.

Baca Juga:  Idealitas dan Realitas Aktualitas Pancasila: Sebuah Perbincangan Bersama Yudi Latif
0 Shares:
You May Also Like