Rahmat-Mu Meliputi Segala Sesuatu

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu”.

Ini adalah kalimat pembuka doa Kumail, salah satu doa yang sangat terkenal, berdasarkan janji Allah dalam surat Al-A’raf ayat 156:

…Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu

Secara sepintas, kita mungkin akan berpikir keras tentang makna doa dan ayat tersebut. Kenyataan yang kita lihat sehari-hari membuat kita berpikir mengapa Tuhan menciptakan kesulitan? Mengapa ada kekejaman, penindasan, penjajahan, perang, kezaliman, bencana, penyakit dan penderitaan? Kita pun sering mendengar orang lain atau keluarga yang sedang sakit parah, kadang tiada harapan.

Pandemi saat ini yang tidak kunjung selesai, dengan korban yang banyak masih terus berlangsung. Perang dan penjajahan yang menimbulkan krisis kemanusiaan. Banyak sekali bencana, mulai dari yang kecil sampai yang sangat besar dengan korban ribuan. Begitu banyaknya bayi dan anak yang sakit berat sekali tanpa harapan hidup, sementara orangtuanya sangat miskin tidak berdaya. Anak tidak berdosa tertular HIV dari orangtuanya, sering ditinggalkan/diterlantarkan oleh kedua orangtuanya. Anak yang menderita kelainan bawaan yang tidak bisa disembuhkan. Bayi yang menderita kelainan hati berat yang meninggal dalam proses menunggu transplantasi hati. Banyak hal lagi yang terjadi di sekitar kita, yang seolah olah tidak sesuai dengan ayat tersebut.

Saya mencoba memahami makna ayat tersebut dalam lingkup yang kecil sebagai dokter anak. Ternyata, setelah diteliti dengan hati yang terbuka, banyak hal menakjubkan yang tadinya terhijab dan tidak tampak.

Setiap ada kesulitan, selalu ada jalan dan kemudahan dari berbagai sumber. Anak HIV yang sakit berat dan ditinggalkan ayahnya, dipelihara dan dijaga dengan penuh kasih sayang oleh ibunya sampai akhir hayatnya.

Baca Juga:  Konsep Kenabian dalam Pandangan Abu Bakar al-Razi

Bila ibu tidak ada (meninggal atau menelantarkan) selalu ada orang lain yang mengasuh dengan penuh kasih sayang, seperti nenek, bibi atau keluarga lain. Bila semua keluarga tidak ada, selalu ada orang lain yang menjaga dan memeliharanya, seperti Yayasan dan donatur yang kadang secara menakjubkan muncul tanpa diduga. Residen yang sedang pendidikan spesialis, para dokter, dosen pengajar, para perawat, dan yang lain selalu berusaha mencari jalan keluar, dengan segala upaya. Demikian juga biaya untuk operasi besar yang tidak mungkin terjangkau oleh orangtua, selalu ada donarur yang tidak terduga.

Bila diamati secara teliti, selalu ada kemudahan dalam setiap kesulitan. Saya membaca tentang orang yang seperti malaikat, namanya Pak Puger Mulyono, bersama Pak Yunus Prasetyo yang mendirikan Yayasan Lentera Surakarta, telah memelihara anak-anak HIV yang ditinggalkan kedua orangtuanya. Anak HIV tersebut dipelihara dari bayi sampai besar seperti anak sendiri.

Masih banyak lagi orang seperti Pak Puger itu, yang hidupnya digerakkan dengan kehendak Tuhan atas dasar janji-Nya di ayat, “Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu” (QS. Al-A’raf [7]: 156).

Ada orang yang mau mengurusi orang dengan gangguan jiwa di jalanan, ada orang yang mengurusi anak jalanan yang tadinya dianggap sampah masyarakat, ada orang yang mengajar tasawuf di kolong jembatan, dan berbagai hal lain yang tidak masuk akal kita yang berpikir duniawi.

Siapa lagi yang menggerakkan mereka untuk berbuat seperti itu, kalau bukan karena “rahmat-Nya yang meliputi segala sesuatu”! Demikian banyak cobaan-Nya, namun selalu ada rahmat-Nya.

0 Shares:
You May Also Like