Pesan Cinta untuk Israel dari Kami: Manusia dan Kemanusiaan

Pesan cinta ini berisikan peringatan kepada Israel, sebagai entitas yang sangat membingungkan untuk kami para manusia dengan segenap kemanusiannya. Sayidina Ali, sahabat Nabi saw berkaata: “Jika kamu bukan saudaraku dalam seagama, maka kamu saudaraku dalam kebangsaan. Jika kamu bukan saudaraku dalam kebangsaan, maka kamu saudaraku dalam kemanusiaan.”

Dari kalam itu, kami kebingungan, karena Anda tidak memenuhi syarat sama sekali sebagai entitas keagamaan, kebangsaan, ataupun kemanusiaan dengan alasan sebagai berikut;

Pertama, agama secara keseluruhan tidak ada satupun yang mengajarkan kekerasan bahkan atas nama Tuhan sekalipun, termasuk merebutkan Tanah Suci dengan cara yang tidak suci. Pak Netanyahu—semoga para malaikat menyampaikan pesan ini kepada Anda—Anda seringkali menggunakan dalil agama untuk menguasai Yerusalem, tapi dengan cara menindas nyawa warga Palestina. Jika memang Anda serius dalam pemahaman agama yang seperti itu, maka saya pastikan Anda telah menistakan agama itu sendiri dengan menafsirkan ajaran agama untuk kepentingan kejahatan politik pribadi. Betapa jahatnya Anda berpura-pura menganut agama Yahudi dan mengotori kesucian kitab suci Yahudi yang tidak mungkin membenarkan tindakan Anda.

Kedua, kebangsaan atau negara dalam tujuan dan misinya adalah melindungi hak hidup manusia dengan menegakkan keadilan. Jika Anda beralasan ini perang yang disahkan terjadi, mari tilik filsuf Immanuel Kant (6:346) yang menyatakan: “Negara hanya boleh melancarkan perang kepada suatu negara jika negara itu mengancamnya.” Tetapi, sepertinya yang Anda lakukan juga bukanlah perang, ini murni pembantaian/genosida.

Ketiga, Anda pun tidak memenuhi syarat sebagai manusia yang memiliki kemanusiaan, karena kemanusiaan sebagai rasa maupun ideologi dari ujung barat hingga timur tidak ada yang membenarkan perilaku Anda terhadap bangsa Palestina. Kesimpulannya, Anda telah gagal dalam beragama, gagal dalam bernegara, dan gagal menjadi manusia.

Baca Juga:  Islam dan Kehendak Bebas Manusia (3): Signifikansi Historis Konsep Kemahakuasaan Tuhan dan Kebebasan Manusia

Pada tulisan ini, saya tidak membahas apa saja kekejaman dan pembantaian Anda terhadap bangsa Palestina karena telah beredar banyak berita mengenainya. Saya hanya ingin mengucapkan selamat atas kemenangan Anda dalam militer, namun saya mengucapkan duka cita atas kekalahan Anda dalam opini manusia di seluruh dunia. Anda mungkin mengangkat sebelah alis Anda karena mengira Anda menang dalam opini dunia karena didukung media-media besar dengan segenap konspirasinya. Namun, percayalah bahwa semua media yang bukan sekutu Anda, segenap komunitas masyarakat, dan seluruh manusia yang memiliki kemanusiaan telah muak dengan tindakan kejam Anda. Maka bersiaplah untuk kehancuran citra Anda, karena Anda selalu sibuk dengan kezaliman dan kami sibuk memperjuangkan perdamaian.

Teruntuk Israel, saya sarankan Anda untuk menikmati teh hangat dalam waktu dekat ini. Karena saya melihat Anda tidak akan dapat berlaku sewenang-wenang dalam jangka waktu panjang ke depan. Kami sadar bangsa Palestina tidak akan menang dengan jalan militer dan tidak menang dalam waktu dekat. Hal ini telah kami lihat dari contoh Perang 6 hari (1967) dan Perang Yom Kippur (1973) yang tidak membuahkan hasil baik bagi Palestina. Begitupun serangan Hamas atau siapapun kepada Anda bukan jalan jihad yang akan menghanguskan kalian. Hal itu semua hanya sentilan untuk Anda bahwa Palestina masih eksis dan perjuangan jihad yang lebih besar akan segera datang.

Wahai Israel, tenang saja jihad lebih besar yang saya maksud bukanlah serangan militer yang lebih dahsyat dari serangan Hamas. Tetapi jihad lebih besar yang akan menghancurkan Anda adalah pesan cinta dan kemanusiaan dari seluruh agama, seluruh bangsa, dan seluruh manusia untuk Anda. Ya, Kami tidak akan lagi terjebak dengan bujukan Anda agar kami menganggap ini sebagai konflik agama. Karena kami sadar hal itu hanya menguntungkan Anda agar umat Islam khususnya terpancing untuk berjihad menyerang secara militer parsial dan hanya akan menguntungkan Anda dalam konspirasi opini. Sekali lagi tidak, lawan Anda bukanlah Islam sebagai institusi agama, lawan Anda adalah Islam sebagai nilai yaitu salaam/perdamaian. Yang lebih menakutkan bagi Anda, nilai Islam/perdamaian ini telah menjelma pada hati seluruh umat manusia di dunia yang akan terus menyuarakan pesan perdamaian dan mengecam tindakan Anda.

Baca Juga:  Apa yang Dimaksud dengan Istilah Atas, Tinggi, Bertempat di Langit dalam Teks-Teks Keagamaan?

Terakhir, Nabi Muhamma—sang nabi perdamaian—berpesan bahwa jihad terbesar bukanlah berperang melawan orang di luar, tetapi berperang menata hati dan jiwa sendiri. Maka kami-pun mengingatkan diri kami sendiri dengan pesan cinta pula, yaitu bersabarlah dalam berjuang dan bencilah terhadap perilaku kejahatan, bukan dengan melakukan kejahatan itu sendiri. Yakinlah bahwa Palestina atau kemanusiaan tidak akan menang dengan militer atau perang, Palestina akan menang dengan jalan yang elegan yaitu konsistensi seluruh umat manusia yang melekat nilai kemanusiaan padanya dalam menyuarakan pesan cinta dan perdamaian. Mari teruskan pesan perdamaian, mari selamatkan manusia dari manusia tanpa kemanusiaan, dan mari selamatkan manusia yang lupa akan kemanusiaannya.

0 Shares:
You May Also Like