Komunikasi secara sederhana dapat diartikan sebagai suatu pertukaran informasi. Nah, dalam proses komunikasi itu melibatkan satu orang atau lebih. Setidaknya terdapat beberapa unsur dalam proses berkomunikasi yaitu ada komunikator, pesan, media, komunikan, dan hasil yang dikomunikasikan.
Dalam setiap komunikasi tentu ada etika yang mengatur agar pesan yang ingin disampaikan sampai dengan baik. Etika komunikasi ini disesuaikan dengan ruang lingkupnya, misalnya dalam ruang lingkup sosial, bisnis, organisasi, tradisional, pembangunan, antar budaya, internasional, dan politik.
Para ilmuan komunikasi menerangkan bahwa komunikasi yang baik adalah dengan menjawab pertanyaan. Begitu juga di beberapa ayat Al-Qur’an mengenai komunikasi terdapat pada surah Al-Baqarah [2]: 83 yang artinya, “…dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara yang baik.” Juga pada surah An-Nahl [16]: 125 yang artinya, “Seruhlah manusia kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik pula.”
Di era modern, komunikasi makin masif dan tak terkontrol apa lagi dengan hadirnya media komunikasi seperti Facebook, Instagram, Twitter, Telegram, hingga Tiktok. Adanya media sosial tersebut telah mempengaruhi pola hidup masyarakat. Masyarakat tergiring mengikuti apa yang sedang viral mulai dari gaya, perkataan/bahasa, dan sedikit demi sedikit mengikis etika dalam segala hal.
Akhir-akhir ini yang sedang hangat ditiru, di kalangan anak-anak muda hingga dewasa di mana seseorang bertanya dan malah bertanya kembali dengan pertanyaan “kamu nanya?” Ini sangat menjengkelkan. Sebuah video dibuat untuk sesuatu lelucon memang wajar, hanya saja jika dibawa dalam kehidupan sehari-hari itu tidak menjadi suatu komunikasi yang baik. Komunikasi adalah terjalinnya suatu pertanyaan dan jawaban bukan pertanyaan dengan pertanyaan. Dan ini merupakan sesuatu yang tidak mengandung hikmah. Yang awalnya seorang menanyakan sesuatu yang mengandung hikmah dan dijawab dengan, “Kamu nanya?” Sekalilagi ini sungguh sangat menghilangkan etika komunikasi dalam segala ruang lingkup.
Dalam Islam ada beberapa etika komunikasi yang diajarkan yaitu qaulan syadida, qaulan baligha, qaulan ma’rufa, qaulan karima, qaulan layinan, dan qaulan masyura.
Pada etika komunikasi qaulan syadida, seseorang harus mengucapkan sesuatu dengan benar sebagaimana yang tercermin dalam surah An-Nisa [4]: 9 dalam hal ini menggunakan bahasa yang baik. Qaulan Baligha, seseorang mampu menghipnotis dengan perkataan yang berbekas pada jiwa yang mendengarkan seperti yang disebut dalam surah An-Nisa [4]: 63 mengenai seseorang mampu menggunakan gaya bahasa mereka sesuai dengan kalangannya, waktunya, dan tempatnya. Qaulan ma’rufa, seseorang mampu berkata dengan baik, pantas, santun, dan tidak menyakiti orang lain ini terdapat pada surah Al-Baqarah [2]: 263. Qaulan karima yaitu seseorang mampu berkomunikasi dengan perkataan yang mulia, baca surah Al-Isra [17]:23. Qaulan layinan yaitu seseorang yang mampu berkomunikasi dengan lemah lembut serta qaulan masyura yakni perkataan yang mudah.
Di atas merupakan etika komunikasi dalam Islam, yang dapat dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Di mana kita harus paham dan pintar memilah dan memilih diksi bahasa, perkataan yang baik, benar, dan tepat untuk seseorang apalagi di kalangan anak muda mudi yang akan menjadi penerus bangsa Indonesia.