Menjadi Manusia Sesungguhnya dengan Etika Ar-Razi

Oleh: Muhyidin Azmi

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Ar-Razi, nama lengkapnya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn Zakaria ibn Yahya Ar-Razi, dikenal sebagai filosof, kimiawan dan sekalius pemikir yang berpengaruh di kalangan Muslim dan di kalangan penggiat Islamic Studies. Menurut riwayat, Ar-Razi menguasai betul musik, baik teori maupun praktik, dan juga dikatakan sebagai ahli alkemi (kimia kuno). Teori kimia Ar-Razi, bertitik tolak dari gaya hermetis dan tujuan-tujuan spiritualisasi Jabir ibn Hayyan.

Sebagai pemikir yang menguasai ilmu berbagai bidang, iya pernah mencurahkan gagasan etika yang termaktub dalam buku berjudul Ath-Thi Ar-Ruhani. Ia berpendapat bahwa tingkah-laku mesti berdasarkan pada  petunjuk rasio. Hawa nafsu harus berada di bawah kendali akal dan agama. Dalam hal ini, Ar-Razi menegaskan bahwa pemahaman yang tepat atas kesenangan tidak menuntut manusia kepada usahanya mencari sensasi yang lebih intens atau mengumpulkan pengalaman-pengalaman menyenangkan, seakan hal tersebut dapat ditimbun.

Penjelasan di atas menunjukan untuk menjadi manusia yang sesungguhnya, kita harus memaksimalkan kebahagiaan dengan gaya hidup yang bijak dan disesuaikan dengan tuntunan-tuntunan alam. Ar-Razi berpendapat bahwa hidup yang tidak demikian dan kehidupan yang bermewah-mewah merupakan perangkap yang tidak mengantarkan kita kepada kepeningkatan makna hidup.

Etika atau kesenangan menurut Ar-Razi adalah suatu bentuk ketenangan. Kesenangan adalah kembalinya badan menuju keadaan alaminya, doktrin semacam ini diilhami dari Timaeeus-nya Plato. Ar-Razi, dalam memaparkan tentang etika, mengambil gagasan fisiologi kesenangan sebagai kembali kepada keadaan yang tenang dari analisis Plato mengenai hasrat. Dalam hal ini, Ar-Razi berpendapat sebaiknya manusia membelanjakan uangnya sepantasnya saja, supaya ia tidak memanjakan nafsu yang sangat suka kepada hal-hal yang berlebihan. Dengan demikian manusia yang sesungguhnya ialah manusia yang memiliki keseimbangan jiwa dalam segala aktivitas-aktivitasnya.

Baca Juga:  Tasawuf Akhlaki Imam Al-Ghazali
0 Shares:
You May Also Like
Read More

PASCAL WAGER

Oleh: Faqry Fakhry Muhib di jalan menuju Mahbub Dikutip dalam Ihya’ Ulumiddin bahwa suatu kali Imam ‘Ali Zaynal…