Menguak Makna Batin Kisah Nabi Saleh

Nabi Saleh diutus pada kaum Tsamud, kaum yang telah musnah berabad-abad sebelum Nabi Muhammad, tetapi legendanya tetap hidup dalam tradisi Arab masa itu. Kaum Tsamud adalah keturunan kaum Ad, yang merupakan kaum Nabi Hud. Nabi Hud dan Saleh adalah Nabi dari bangsa Arab yang paling awal, sebelum era Nabi Ibrahim.

“Tidakkah engkau (Muhammad) memperhatikan bagaimana Tuhanmu berbuat terhadap (kaum) ‘Ad? (Yaitu) penduduk Iram (ibu kota kaum ‘Ad) yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu di negeri-negeri lain, dan (terhadap) kaum Samud yang memotong batu-batu besar di lembah” (QS. Al-Fajar [89]: 6-9).

Batu cadas di lembah yang dipahat untuk dibuat bangunan oleh kaum Tsamud, yang dirujuk dalam surah Al-Fajar tersebut, adalah ‘Wadi Al-Qura’ yang terletak di sebelah utara kota Madinah. Ketika kaum Ad diazab Tuhan, keturunan mereka yaitu kaum Tsamud menyadari kesalahan ini dan bertauhid kembali. Mereka dikaruniakan kehidupan yang makmur di daerah yang penuh batu cadas gunung di wilayah Wadi Al-Qura. Kehidupan mereka sangat tergantung pada keberadaan batu gunung yang mereka gunakan untuk bermacam keperluan hidup, termasuk bangunan rumah mereka.

Seiring waktu dan zaman, timbul berbagai kepercayaan yang menyimpang dari tauhid, mereka memuliakan batu-batu tersebut, yang dianggap memiliki kekuatan khusus, sehingga mereka menyembahnya. Nabi Saleh diutus untuk meluruskan tauhid kaum Tsamud, namun mereka selalu ingkar dan memusuhi Nabi Saleh. Kaum Tsamud selalu meminta  tanda dari Tuhan (mukjizat) kepada Nabi Saleh. Mereka meminta agar Nabi Saleh mengeluarkan seekor unta betina dari sebuah batu gunung, yang disaksikan oleh mereka.

Setelah mereka mengucapkan janji dan ikrar mereka untuk bertauhid, maka Nabi Saleh berdoa memohon kepada Tuhan, maka batu besar itu mendadak terbelah dan terbuka, kemudian keluarlah seekor unta betina yang sedang mengandung kembar, persis seperti apa yang mereka minta. Air susunya dapat memenuhi semua wadah besar mereka sebanyak yang mereka mau. Kisah Nabi Saleh mengeluarkan unta betina dari dalam batu besar itu diabadikan dalam surah Al-A’raf ayat 73:

Baca Juga:  Tren Muslim Hijrah Masa Kini, Benarkah Hijrah?

“Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepada kalian dari Tuhan kalian. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagi kalian”.

Setiap kisah para Nabi dalam Al-Qur’an selalu mempunyai makna batin yang lebih dalam.  Makna batin dalam kisah para Nabi tersebut menggambarkan tajalli dari nama dan sifat Tuhan yang khas untuk setiap Nabi.

Kisah Nabi Saleh memunculkan unta setelah terbukanya batu gunung, menggambarkan nama dan sifat Tuhan Al-Fattah (Maha Membuka). Batu gunung melambangkan hati dan jiwa manusia (nafs) yang keras, yang harus dilatih dan dididik dengan mujahadah dan riyadhah agar lembut dan terbuka. Unta melambangkan hasil dari terbukanya jiwa yang keras tersebut, yaitu karunia dan kesejahteran.

Di zaman itu, unta betina yang sedang mengandung kembar adalah simbol kesejahteraan yang tak ternilai. Unta juga melambangkan kendaraan yang sangat handal, yang merupakan simbol kendaraan dalam perjalanan menuju Tuhan. Dengan mujahadah dan riyadhah, hati kita yang keras menjadi lembut dan terbuka, sekaligus merupakan kendaraan yang tercepat menuju Tuhan.

Kaum Tsamud yang membunuh unta tersebut, melambangkan pembunuhan terhadap jiwa dan hati mereka sendiri, yang merupakan karunia Tuhan terbesar untuk manusia, sebagai kendaraan menuju Dia. Demikianlah sedikit penafsiran tentang makna batin kisah Nabi Saleh. Semoga bermanfaat

Previous Article

Ramadan dan Kesalehan Sosial

Next Article

Karen Armstrong dan Dunia yang Diimpikannya

Subscribe to our Newsletter

Subscribe to our email newsletter to get the latest posts delivered right to your email.
Pure inspiration, zero spam ✨