Kekaguman Soekarno terhadap Pendiri Amerika Serikat

Membincangkan sosok Soekarno memang tidak akan ada habisnya, sosoknya bukan hanya dikenal sebagai tokoh revolusi Indonesia dengan kemampuan intelektualitas yang mempuni, juga sederet kontroversi dan juga teka-teki. Adapun salah satu hal yang menarik ketika membincangkan sosok Soekarno, yaitu soal hubungannya dengan Amerika Serikat.

Soekarno dikenal sebagai salah satu penentang keras Amerika Serikat. Ia bukan hanya mengkritik apa yang disebut sebagai neo kolonialisme imperealisme (nekolim) yang dianggap dipraktikkan oleh Amerika Serikat pasca berakhirnya Perang Dunia II, juga mengkritik pemerintah Amerika yang kerap dipandangnya penuh dengan arogansi. Soekarno pun mengakui bahwa sosoknya memang tidak disukai oleh elite-elite Amerika Serikat, juga oleh media Barat.

Bahkan, ada usaha-usaha yang mencoba untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno, hingga percobaan pembunuhan. Meski demikian, yang sesungguhnya terjadi terkait hubungan Soekarno dan Amerika, yaitu naik dan turun ataupun pasang dan surut. Tentu ada banyak sumber, misalnya saja yang meyebut Soekarno mempunyai hubungan yang mesra dengan Jhon F. Kennedy.

Soekarno pun pernah mengakui secara terbuka, bahwa ia merasa bersahabat dengan Amerika, sebagaimana yang dicatat oleh Cindy Adams dalam Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (2015). Dalam catatan Howard Jones (1971), Soekarno bahkan pernah mengakui mencintai Amerika, meski ia mempunyai kesadaran bahwa cintanya bertepuk sebelah tangan. Soekarno mengatakan “i love America, but I’m a disappointed lover”. Soekarno jelas menyadari perbedaan pandangan dan kepentingan ekonomi politik antara dirinya dengan Amerika Serikat.

Meskipun pada akhirnya, perbedaan yang tajam berkait kepentingan ekonomi politik antara Indonesia di bawah kepemimpinan Soekarno dan Amerika membuat jurang keterpisahan yang mendalam di antara keduanya. Bahkan, hubungan yang buruk akibat perbedaan kepentingan ekonomi politik tersebut, turut membawa Soekarno ke dalam malapetaka. Amerika Serikat disebut-sebut sebagai aktor yang turut berperan dalam penggulingan Soekarno pada tahun 1960-an. Akan tetapi, di balik pasang-surutnya hubunga Soekarno dan Amerika Serikat, ada salah satu hal yang menarik untuk dibahas, yaitu kekaguman Soekarno kepada para pendiri Amerika Serikat, yang bahkan turut menginspirasi perjuangannya dalam menikam kolonialisme.

Baca Juga:  Islam Agama Cinta Kasih

Salah satu bagian dari buku Go to Hell with Your Aid! Pasang Surut Hubungan Sukarno dengan Amerika Serikat (2017) yang ditulis oleh Sigit Aris Prasetyo, mampu menggambarkan kekaguman Soekarno kepada para pendiri Amerika. Adapun salah satu tokoh yang dikagumi oleh Soekarno yaitu Thomas Jefferson. Soekarno memandang bahwa perjuangan Thomas Jefferson melawan penjajahan Inggris layak menjadi inspirasi bagi bangsa-bangsa di dunia, terutama yang mengalami penjajahan, termasuk Indonesia. Visi Thomas Jefferson untuk membangun bangsa Amerika yang besar dapat menginspirasi bangsa Indonesia menuju bangsa yang besar dan berpengaruh di dunia.

Adapun pemikiran Thomas Jefferson sendiri terinspirasi dari beberapa nama filsuf besar, salah satunya adalah Jhon Locke. Dalam buku Kontroversi Al-Qur’an Thomas Jefferson (2014) yang ditulis oleh Denise A. Spellberg, dikatakan bahwa Jefferson bahkan pernah secara terang-terangan mengutip pemikiran Locke, yaitu “tidak ada seorang pun dari kalangan Pagan, Muslim dan Yahudi yang dilucuti hak-hak sipil persemakmuran hanya karena agamanya”. Singkat kata, pemikiran Locke yang dikutip Jefferson tersebut mengandung makna tentang kebebasan dan kesetaraan yang disebut sebagai hak asasi.

Selain Locke, nama lain yang menginspirasi Jefferson adalah Voltaire dan Montesquieu. Sementara itu, seperti halnya Jefferson, Soekarno pun jelas membaca berbagai pemikiran dalam filsafat politik tersebut, dan jelas menginspirasi Soekarno dalam mengkonsepsikan sebuah bentuk negara. Singkat kata, hal tersebut setidaknya menggambarkan ada kedekatan pemikiran antara Soekarno dan Jefferson.

Soekarno sendiri, sebagaimana yang ada dalam catatan Julius Pour (2010) dan dikutip oleh Sigit Aris Prasetyo (2016), pernah mengatakan “secara mental aku berbicara dengan Thomas Jefferson. Aku merasa dekat dan bersahabat setelah dia menceritakan tentang Declaration of Independence yang ditulis tahun 1776”.

Baca Juga:  Semua Tajalli Allah itu Pasti Menakjubkan

Selain Jefferson, nama lain yang dikagumi oleh Soekarno, yaitu George Washington, yang merupakan presiden pertama Amerika Serikat. Soekarno sendiri menganggap George Washington secara tidak langsung telah menjadi mentornya dalam menggelorakan semangat nasionalisme dan kebangsaan Indonesia. Bagi Soekarno, keberanian Washington bersama rakyatnya dalam melawan penjajahan Inggris dapat menjadi pendobrak semangat nasionalisme Indonesia dalam melawan kolonialisme Belanda.

Selain kedua nama tersebut, tentu masih ada nama lainnya yang dikagumi oleh Soekarno. Terlebih lagi, sosok Soekarno yang dikenal begitu rakus membaca dan pengetahuannya yang luas, yang dengan demikian memungkinkan baginya untuk mendialogkan secara kritis ragam pengetahuan tadi dengan kondisi riil yang dihadapi oleh bangsanya.

0 Shares:
You May Also Like