Kedokteran Masa Depan

Pagi ini, sambil minum kopi dan roti bakar, aku terkagum-kagum membaca tulisan bahwa di China sudah mulai dikembangkan teknologi 6G. Dengan teknologi ini, transfer data 1 Terra  bisa dilakukan hanya dalam 1 detik. Di Indonesia, sewaktu dikembangkan 3G, mulai ada berbagai aplikasi untuk media sosial, kita bisa mengirim dan menerima email lewat HP, dan kemudahan lain dalam berkomunikasi. Dengan teknologi 4G, mulai ada aplikasi Gojek, Tokopedia, Traveloka, Mobile Banking, dan yang lainnya, yang mempermudah semua aspek kehidupan kita. Bagaimana nanti kalau di Indonesia dikembangkan teknologi 5G?

Ini adalah dimulainya era dunia baru, yaitu dunia virtual atau Metaverse. Metaverse adalah dunia komunitas virtual tanpa akhir dan tanpa batas, yang saling terhubung.  Semua orang dapat melakukan perjalanan virtual ke seluruh dunia, melihat pemandangan virtual di mana saja, mendiagnosis dan mengobati pasien secara virtual, berinteraksi dengan berbagai karakter manusia, membuat dan melihat karya seni, sekolah virtual, belanja virtual, rapat virtual, membeli dan mencoba pakaian virtual, dan berbagai hal yang ‘tak terbatas seperti dunia mimpi dan imajinasi. Tidak terbayangkan entah bagaimana nanti kalau teknologi 6G dikembangkan.

Masa depan dunia kedokteran juga tidak lepas dari teknologi digital ini. Kemajuan teknologi digital yang begitu pesat berdampak juga pada bidang kedokteran. Salah satunya adalah Artificial Intelligence (AI) yang berperan penting dalam mendesain ulang pelayanan kedokteran. Sistem algoritma dalam AI memudahkan kita mendapat pelayanan medis secara cepat dan tepat, menganalisa penyakit, meresepkan obat yang sesuai untuk pasien, bahkan di masa datang mungkin bisa langsung memberi pengobatan dan tindakan.

Tidak lama lagi perusahaan chip akan membuat chip dengan kombinasi koneksi mendekati 100 miliar, mirip dengan koneksi neuron di otak manusia. Artinya, teknologi digital akan mampu membuat komputer yang bisa berpikir dan belajar seperti manusia. Kombinasi antara chip yang demikian canggih dan teknologi 6G bisa mengembangkan teknologi robotik.

Baca Juga:  Ramadan: Madrasah Spiritual Orang-Orang Beriman (Bagian 2)

Saat ini sudah ada sejumlah robot yang dibuat untuk memudahkan dokter mendeteksi, mengobati penyakit dan membantu merawat pasien. Bahkan robot untuk pembedahan sudah mulai dikembangkan. Teknologi Nano dalam dunia kedokteran, memakai robot berukuran nano untuk melakukan pengobatan di tingkat sel. Robot yang berukuran nano tersebut bisa masuk ke dalam cairan tubuh dan membantu medistribusikan obat, hormon, enzim, dan semua yang dibutuhakan untuk penyembuhan penyakit, langsung di sumber penyakit secara tepat sasaran. Bahkan robot tersebut juga bisa melakukan tindakan operasi nano pada sel kanker yang tidak terjangkau oleh pembedahan.

Di masa depan, dengan chip yang canggih, teknologi 6G, dan teknologi AI, para robot itu bisa terkoneksi satu sama lain dan saling belajar memperbaiki kekurangannya. Mereka menjadi sangat cerdas, terus belajar, berkembang, dan saling berhubungan. Masa depan robot AI sangatlah menakjubkan, banyak yang antusias menanggapinya, namun ada juga yang pesimis, seperti Stephen Hawking.

“Komputer dengan AI, secara teori, bisa meniru kecerdasan manusia, bahkan melampaui itu. Kesuksesan menciptakan AI yang efektif, bisa menjadi peristiwa terbesar dalam sejarah peradaban kita atau yang terburuk, kita tidak tahu. Kita tidak tahu apakah kita akan dibantu oleh AI secara ‘tak terbatas, atau diabaikan, disisihkan, dan bahkan dihancurkan olehnya,” kata Hawking seperti dikutip Newsweek pada Selasa (7/11/2017).

Entah benar atau tidak ramalan Hawking ini. Bisa saja kita tidak sependapat dengan Hawking, karena dia seorang ateis yang tidak percaya aspek spiritual sama sekali. Secanggih apa pun AI, tidak mungkin bisa meniru imajinasi dan daya spiritual manusia, yang berhubungan dengan Tuhan. Robot tidak mungkin bisa berempati, bersedih, mencintai, menyesal, ikhlas, bersyukur, beriman, dan aspek spiritual lain. Namun, kita mesti mempersiapkan anak cucu kita dalam menghadapi dunia baru ini. Kita tidak tahu apa yang akan dihadapi oleh mereka nanti.

Baca Juga:  Ahli Syariat dan Ahli Hakikat

Semoga dunia baru ini membawa manfaat yang  lebih besar dibandingkan mudharat-nya.

0 Shares:
You May Also Like