Kaum Malamati Menurut Ibn ‘Arabi

Saya sengaja menuliskan secara terpisah gagasan Ibn ‘Arabi soal kaum Malamati atau Malami karena, meski memiliki persamaan dengan gagasan umum tentang Malamati atau Malami, gagasan Ibn ‘Arabi memiliki arah yang berbeda. Dalam gagasan umum tentang Malamati atau Malami, penekanannya adalah pada upaya melawan riya’ dan kemunafikan diri, sedang dalam Ibn ‘Arabi, arahnya lebih kepada adanya maqam dan peran khusus para Malamati atau Malami dalam masyarakat.

Ibn ‘Arabi pertama sekali cenderung menggunakan istilah Malamati atau Malami sebagai sinonim bagi kaum ‘arif sejati, kaum ‘arif dalam maqam-nya yang tertinggi. Mereka adalah sufi, hanya saja kelompok sufi ini memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan sufi pada umumnya—yang oleh Ibn ‘Arabi, dalam konteks ini, dipakai untuk menamai satu kelompok khusus yang ‘tak memiliki ciri kaum Malamati atau Malami ini.

Kaum Malamati atau Malami ini, menurut Ibn ‘Arabi, secara khusus sengaja menyembunyikan kearifannya dengan tampil sebagai layaknya orang awam. Bergaul bersama mereka dan tidak membedakan diri dari mereka, pun berupaya dengan cara-cara biasa/lazim untuk memenuhi hajat hidupnya. Sehingga, dengan demikian, mereka menyembunyikan kekebihan-kelebihan—karamah—yang mereka miliki. Akibatnya, orang-orang ‘tak tahu bahwa sesungguhnya mereka adalah kaum ‘urafa’. Mungkin semacam gagasan tentang wali tersembunyi (wali mastur). Mereka, dengan demikian adalah orang-orang yang benar-benar ikhlas dalam menyelenggarakan hidupnya semata-mata untuk Allah. Dalam kenyataannya, mereka selalu melihat dirinya sebagai buruk di hadapan Allah, sebagaimana seharusnya seorang fakir membawa diri di hadapan-Nya Yang Maha Kaya.

Mereka berbeda dengan kaum sufi—istilah ini memang dipakai oleh Ibn ‘Arabi, di sini dalam makna khusus—yang memang menampakkan kelebihan-kelebihan kesufian mereka demi meyakinkan orang untuk mau mengikuti mereka. Kaum sufi dalam makna ini sesungguhnya masih berada dalam ancaman riya’ dan ketidakikhlasan.

Baca Juga:  Kebenaran Bermuka Ganda?

Lalu, apa tujuan mereka menyembunyikan kelebihan-kelebihan mereka? Memang, menurut Ibn ‘Arabi kaum Malamati atau Malami seperti ini ditugasi oleh Allah untuk membimbing orang-orang tertentu saja. Hanya orang-orang tertentu, yang juga memiliki kedalaman wawasan—meski ‘tak setingkat dengan mereka—yang akan bisa menemukan mereka. Jika mereka menampakkan ketinggian maqam mereka dan kelebihan-kelebihan mereka di hadapan awam, maka dikhawatirkan bisa-bisa orang-orang awam ini akan menyembah mereka.

0 Shares:
You May Also Like