Oleh: Habib Husin Nabil Assegaf
Pengajar di Nuralwala dan Pengasuh Majelis Rabo Malem
Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi (penulis Simth al-Durar) lahir di desa Qosam pada hari jum’at tanggal 24 Syawal 1259 H/ 1839 M. Ayahnya adalah Mufti Mekkah bernama Habib Muhammad bin Husein Alhabsyi. Sedangkan ibunya seorang yang memiliki wawasan luas dan semangat yang tinggi dalam berdakwah di jalan Allah yaitu Sayyidah Alawiyyah binti Husein bin Ahmad al-Hadi al-Jufri.
Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi memiliki keistimewaan sejak kecil. Ia dijaga oleh orang tuanya dalam pendidikan yang sempurna. Di usia belasan tahun ia pergi ke Mekkah belajar kepada ayahnya, setelah itu ia kembali ke Hadramaut dan belajar kepada seorang wali yang memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, bernama Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Thalib Alatas. Berkat bimbingannya, Habib Ali menjadi seorang ulama yang memiliki kepakaran dalam berbagai bidang ilmu, sehingga masyarakat menyambut dan merindukannya sepanjang masa, karena memang semasa hidupnya Habib Ali selalu menyebarkan kebaikan dan keindahan di muka bumi.
Banyak tulisan-tulisannya dan nasehat-nasehatnya yang tercecer dalam banyak kitab, di antara karyanya yang tersusun dengan rapi adalah kitab Simth al-Durar yang berisi syair-syair tentang kemuliaan dan keagungan perangai atau akhlak mulia Nabi Muhammad saw. Berkat ketulusan dan kemulyaan penulisnya, sampai sekarang kitab tersebut masih dibaca di seluruh penjuru dunia termasuk di Indonesia.
Yang membedakan Habib Ali dengan sufi yang lainnya ialah ia seorang sufi yang tenggelam atas kecintaannya kepada Nabi Muhammad saw. Segala ucapan yang keluar dari lisannya ialah tentang Rasulullah saw. Dengan demikian boleh dikatakan beliau ini sedang mabuk cinta kepada Rasulullah saw. Hal ini bisa dilihat dari syair-syairnya berisi ungkapan-ungkapan indah dan puitis tentang kekaguman, kecintaan, dan kegandrungannya kepada Rasulullah saw. maka ketika ia berbicara tentang hukum, akidah, amar ma’ruf, dan lain-sebagainya seakan-akan ia berbicara atas nama dan rahmat Rasulullah saw.
Ajaran sentral tasawuf Habib Ali bin Muhammad Alhabsyi ialah fokus pada mencintai Allah dan Rasulullah. Dalam sebuah riwayat disebutkan, “Sesungguhnya seseorang itu bersama siapa yang dia cintai.” (HR. Imam Muslim). Artinya kelak nanti kita akan dibangkitkan bersama mereka, sampai kita menjadi bagian dari barisan mereka. Habib Ali Alhabsyi menjelaskan,“Hakikat mereka yang mencintai adalah mengikuti jejak orang yang dicintainya”. Artinya ketika Nabi Muhammad saw. sang idola kita mengajarkan dan bertindak cinta kasih, maka kita sebagai umatnya harus selalu di mana pun dan kapan pun untuk menyebarkan cinta kasih dan rahmat kepada seluru alam.
Salah satu syair tentang cintanya kepada Rasulullah ialah, “Hampir hatiku terbang karena rasa rindunya kepada kekasih hati yang cintanya bersemayam di dalam lubuk jiwaku.”
Keterangan: Sumber tulisan, modifikasi dari transkip video Sekilas tentang Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi: Penulis Simthu al-Durar oleh Habib Husin Nabil di kanal Youtube Nuralwala.
(Nuralwala/DA)
Nuralwala.id Portal ini, dan berbagai akun media sosial Nuralwala lainnya, berada di bawah naungan Yayasan Nuralwala–sebuah yayasan Islam yang sepenuhnya bersifat non-profit. Untuk kelangsungan program-programnya, saat ini Nuralwala mengandalkan donasi perorangan yang amat terbatas. Jika Anda ingin berkontribusi dalam kelangsungan dan pengembangan kegiatan yayasan ini, Nuralwala menerima infak terbaik Anda dengan donasi ke: