Setiap orang punya isti’dad yang berbeda, yang khas untuk tiap orang. Isti’dad adalah potensi atau kadar seseorang yang spesifik untuk tiap orang, dan sudah ditentukan oleh Tuhan sejak awal, saat kita masih di alam ruh. Saat di alam ruh tersebut, manusia sudah ditentukan isti’dad-nya sesuai dengan keinginan dan persetujuan kita. Memahami isti’dad ini tidaklah mudah, karena ini merupakan rahasia Tuhan, seperti juga memahami qada dan qadar. Perlu hati yang jernih dan pikiran yang terbuka.
Mari kita coba bahas sedikit tentang isti’dad ini. Baru-baru ini viral di media, penampilan luar biasa Putri Ariani, penyanyi dan pemain piano tunanetra di American Got Talent. Sangat inspiratif dan mengharukan. Putri lahir prematur dan dirawat di NICU 3 bulan dan mengalami retinopathy of prematurity sehingga tidak bisa melihat. Perjuangan ibu dan ayah Putri yang gigih tak kenal lelah, penuh cinta dan keikhlasan, akhirnya dapat membuat Putri mencapai isti’dad-nya.
Aku selalu kagum dan takjub melihat kekuatan cinta ibu dan ayah kepada anaknya yang punya masalah khusus. Anak yang extra ordinary tersebut pasti mempunyai orangtua yang extra ordinary juga.
Mengapa ada orang yang tekun beribadah, bersedakah, dengan amalan yang banyak. Sementara ada orang yang masuk surga hanya karena memberi minum seekor anjing?
Ada orang baik di Jepang yang membahagiakan orang tua yang pikun karena demensia dan alzheimer dengan mendirikan restoran yang disebut The Restaurant of Mistaken Orders. Restoran ini mempekerjakan orang tua yang pikun sehingga pesanan sering keliru. Namun, pengunjung maklum dan tetap senang dengan apapun pesanan yang datang, bahkan mereka sering menduga duga pesanan yang akan disajikan. Pekerjanya bahagia dan pengunjung juga bahagia.
Ada orang yang kerjanya mengurusi ODGJ (orang dengan gangguan jiwa), yang terlantar. Diberi tempat yang nyaman, diberi makanan, kasih sayang sehingga mereka tampak bahagia.
Ada orang yang mau mengurusi anak jalanan, anak punk bertato, korban narkoba yang berkeliaran. Diberikan pendidikan dan tempat yang layak.
Ada tukang parkir yang mau mengurusi anak HIV yang ditinggalkan orangtuanya. Anak HIV tersebut dipelihara dari bayi sampai besar seperti anak sendiri. Mengapa kita hidup di zaman ini, bukan di zaman yang lalu?
Di YouTube ada film perjalanan haji tahun 1928, yang dibuat oleh reporter Belanda, begitu sulitnya perjalanan itu. Naik kapal selama 3 bulan, lalu dari Mekah ke Mina maupun Mekah ke Madinah naik onta berhari hari, makan seadanya, menginap di tenda seadanya. Dibandingkan sekarang jauh sekali bedanya. Berangkat naik pesawat dengan nyaman, apalagi yang kelas bisnis. Di Makkah naik bus VIP yang full AC. Menginap di hotel bintang 5. Sekarang ada kereta cepat yang nyaman dari Makah ke Madinah. Makanan dan minuman yang berlimpah.
Mengapa ada raja, ada hamba sahaya? Mengapa ada orang yang kaya raya, ada orang yang sangat melarat? Mengapa kita dilahirkan sebagai lelaki, bukan perempuan? Mengapa ada orang yang meninggal di usia muda bahkan masih bayi, ada yang hidup sampai umur seratus tahun?
Isti’dad ini adalah rahasia dibalik rahasia Tuhan. Tidak bisa dinalar dengan pola pikir manusia yang sangat terbatas. Kalau kita berpikir dengan pola pikir manusia, maka seolah olah Tuhan tidak adil, diskriminatif dan membeda bedakan manusia. Seandainya begitupun itu adalah hak prerogatif-Nya yang tidak ada yang bisa mencegah maupun mengkritiknya. Siapa kita ini, yang mau protes kepada-Nya?
Namun hal itu tidak mungkin dilakukan oleh Tuhan, karena menyalahi sifat-Nya Yang Maha Adil. Hanya nalar kita yang tidak mampu memikirkannya. Kita semua akan mengisi kehidupan dunia ini sesuai dengan kadar dan peran yang telah ditentukan oleh Tuhan. Tidak ada yang sia-sia, semua mempunyai tujuan dan perannya sendiri yang mulia. Kita harus berusaha dan berjuang untuk meraih isti’dad kita tersebut.