Penyesalan Tak Bertepi

Apakah kamu kira masih punya banyak waktu untuk melaksanakan amanat ini?

Sampai kapan jiwamu berada dalam kelalaian dan kekosongan hati?

Berputar dan berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya tanpa tujuan yang sejati.

Kehidupan seperti itu bukanlah sebuah kehidupan sejati,

melainkan umur yang dibuang dalam perputaran hari.

Sampai kemudian dibangunkan oleh kenyataan yang membuat penyesalan tak bertepi

Mengapa kamu begitu yakin Tuhan akan menjagamu hingga esok hari, sementara  setiap detik ribuan orang mati?

Setiap detik ribuan orang mengucapkan doa mereka yang terakhir kali.

Tak ada waktu untuk menunggu esok hari.

Tiap detik amatlah berharga, tiap detik mesti kita cermati, dan kita syukuri.

Jangan sampai kita menyia-nyiakan detik waktu yang berharga ini.

Manfaatkanlah ladang yang amat berharga ini.

Bersyukurlah kamu masih diberikan kehidupan di hari ini.

Bangunlah dari tidur dan kelengahanmu ini, jangan pernah terjebak dengan hawa nafsu yang tak pernah terpuasi.

Satu-satunya alasan Tuhan masih memberi kesempatan hidup di dunia ini, adalah karena kasih-Nya yang tak bertepi.

Agar kamu masih sempat memperbaiki diri.

Alam malakut persis di depan mata, demikian dekatnya dengan diri ini,

namun mata batin kita masih terhijab tabir duniawi.

Jangan sampai ketika tabir tersebut dibukakan, sudah terlambat untuk menyesali.

“Alangkah terangnya pendengaran mereka dan alangkah tajamnya penglihatan mereka pada hari mereka datang kepada Kami” (QS. Maryam [19]: 38).

“…ketika orang-orang itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (sambil berkata) “Wahai Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal kebaikan kembali…” (QS. As-Sajdah [32]: 12).

Namun, terlambat sudah untuk menyadari, tak ada lagi amal kebaikan yang diterima Ilahi.

Baca Juga:  Suluk Sang Penyair Arak

Hanya tertinggal penyesalan yang tak bertepi.

0 Shares:
You May Also Like