Hawa nafsu yang tidak kita kendalikan akan memicu perbuatan yang buruk. Perbuatan buruk tersebut berdampak pada timbulnya waham atau khayalan semu yang melekat sampai lama, dan dikemudian hari akan memicu munculnya hawa nafsu kembali. Inilah lingkaran setan (hawa nafsu -perbuatan buruk-waham-hawa nafsu).
Misalnya seorang yang tidak dapat mengendalikan hawa nafsunya lalu membuat dia melakukan korupsi kecil kecilan. Perbuatan tersebut berdampak munculnya waham dan khayalan yang menimbulkan hawa nafsu untuk melakukan korupsi yang lebih besar lagi. Orang yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsu lalu berselingkuh, akan menciptakan waham dan khayalan yang kemudian memicu hawa nafsunya untuk melakukan selingkuh lebih jauh lagi.
Godaan setan dengan waham-nya sangatlah berat. Waham yang muncul akibat perbuatan buruk kita akan mengendap dalam pikiran kita, sewaktu waktu memicu hawa nafsu yang sudah berusaha kita tekan dan kendalikan. Godaan setan berupa waham ini akan memanipulasi sesuatu yang buruk menjadi indah.
Setan sangat pandai membungkus hal yang busuk seolah olah menjadi harum, hal yang kotor seolah olah menjadi bersih, hal menjijikkan seolah olah menjadi suci, keburukan seakan menjadi kebaikan, dosa besar pun terlihat seperti menjadi dosa kecil. Namun, sebenarnya, hal itu tergantung oleh keteguhan akal dan hati kita sendiri. Semakin kita menggunakan akal dan hati kita yang suci, maka waham tersebut menjadi jelas bagi kita, bahwa itu hanyalah khayalan semu, palsu yang bersifat sementara dan merusak.
Waham berbeda dengan imajinasi. Imajinasi merupakan karunia Tuhan yang tiada taranya, yang membedakan manusia dengan hewan, bahkan malaikat pun tidak diberikan kemampuan ini. Namun, imajinasi jangan sampai disalahgunakan sehingga menjadi waham. Imajinasi manusia ini demikian tak terbatasnya, sehingga bila tidak dikendalikan oleh akal dan hati, akan menjadi liar, kotor, dan tak terbendung, dan menjadi waham.
Imajinasi adalah alat yang dikaruniakan Tuhan, agar dapat membantu manusia menuju fitrah manusia yang nyata, tidak khayal, dan suci, yaitu mengenal Tuhan. Namun berhati hatilah, karena godaan setan yang luar biasa berat, dapat menggelincirkan imajinasi manusia menjadi waham.
Demikian berat godaan waham ini. Untuk melawan godaan hawa nafsu-waham ini dan memutus lingkaran setan tersebut, kita mesti mujahadah, menahan diri dengan keteguhan kita yang dipandu dengan akal dan hati.
Ternyata tidak mudah untuk menahan diri dari hal yang sangat kita sukai karena hawa nafsu dan waham kita. Banyak sekali orang yang tekun melakukan ibadah wajib dan sunah, namun belum tentu mampu mujahadah. Betapa banyak orang yang ibadahnya terlihat tekun, tapi tetap melakukan korupsi. Betapa banyak orang yang bolak balik haji dan umroh, tetapi kelakuannya tetap hasad, iri dan dengki. Betapa banyak orang yang terlihat sangat rajin salat, tapi tetap bergunjing dan sering mencaci. Perlu perjuangan yang besar dalam mujahadah ini, karena itulah mujahadah ini bernilai sangat tinggi dan sangat dihargai oleh Tuhan.