Menyingkap Makna Syukur Sebagai Umat Nabi Muhammad saw

Dalam hitungan beberapa hari lagi umat Muslim di seruluh dunia khusunya di Indonesia akan merayakan hari lahirnya manusia sempurna yaitu Nabi Muhammad saw. yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal.

Beragam ekspresi masyarakat Nusantara saat menyambut dan merayakannya, mulai dari membacakan kisah-kisah perjuangannya di pojok surau-surau, sampai melantunkan puji-pujian dengan dibarengi lantunan irama pukulan gamelan yang syahdu di Keraton-Keraton Nusantara. Itu semua adalah wujud ekspresi kecintaan dan wujud syukur atas kelahiran sang idola mereka.     

Dr. Ammar Fauzi sebagai narasumber di kanal YouTube Nuralwala serta faunder Indonesia Berfilsafat, memberikan analisis yang sangat menarik terkait wujud syukur atas kelahiran Nabi sekaligus sebagai bagian dari umatnya.

Menurutnya: “Cara mensyukurinya ialah dengan menjaga martabat Nabi Muhammad saw. Sebagai umat kita menjaga harkat, kehormatan, dan kedudukannya. Setidaknya kalau kita tidak mampu menjaga, minimal kita tidak menjadi bagian dari catatan-catatan hitam atau menjadi coreng untuk Nabi Muhammad saw.”

Lebih jauh ia memaparkan, “Kalau dalam falsafah keberadaan Nabi adalah sebagai penyempurna akhlak. Sebagaimana disebutkan dalam hadis, ‘Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.’ Maka, kalau kita tidak bisa menjaga akhlak mulia, minimal kita tidak melakukan akhlak-akhlak buruk yang mencoreng falsafah keberadaannya atau falsafah diutusnya Nabi Muhammad saw.” Demikian ungkap Dr. Ammar Fauzi seperti direkam dalam kanal YouTube Nuralwala, 24 September 2019.

Akhirnya, semoga pada bulan Rabiul Awal di tahun ini kita mampu mengikuti jejak dan tindak tanduk Nabi Muhammad saw. dan kita sebagai umatnya terlahir kembali sebagai manusia yang menyadari akan hakikat keislaman dan falsafah kenabiannya yang penuh dengan rahmat dan berbalut cinta-kasih.

Da/Nuralwala

Baca Juga:  Dari Tasawuf Teoritis Menjadi Tasawuf Praktis: Sebuah Refleksi Daras Buku Dari Allah Menuju Allah
0 Shares:
You May Also Like