DOA-DOA DI KALANGAN THARIQAH ‘ALAWIYAH (I)

Mempelajari doa-doa di kalangan Thariqah ‘Alawiyah sebagaimana yang ada di buku-buku doa seperti Majmu’ah Mubarakah atau Khulasah Madad khususnya doa sehari-hari, saya mendapati hal menarik. Selain tentu banyak mengandung asma’ jamaliyah (asma’ keindahan/kelembutan seperti rahman, rahim, ghafur, dsb), penggunaan atau pelibatan asma’ jalaliyah (kedahsyatan atau ke-“keras”-an, seperti keras siksanya, pembalas, dsb) bukan terutama diarahkan untuk menimbulkan ketakutan akan kerasnya ancaman hukuman-Nya dsb. Tapi, lebih untuk justru dimintai pertolongannya dalam menjaga dan menjamin keselamatan kita dari bencana atau cobaan.

Saya belum menemukan asma’ jalaliyah-Nya disebut untuk membuat kita ketakutan kepada-Nya. Tampaknya ketakutan (khawf) seperti dilengkapi dalam doa-doa tersebut. Seperti kata Imam al-Ghazali, khawf adalah pendahulu raja’. Kita mengakui kedahsyatan atau keperkasaan Allah, lalu—bukannya itu dieksploitasi untuk mengancam dan menimbulkan ketakutan kita kepada-Nya—dalam doa-doa Thariqah ‘Alawiyah kita justru minta keperkasaan Allah Swt diarahkan untuk melindungi kita. Karena, kembali kepada al-Ghazali tadi, jika kita takut kepada Allah, atau takut kepada apa pun yang semuanya pasti datang dari Allah, maka tak ada yang bisa menyelamatkan kita dari itu semua, kecuali Allah jua. Maka ketakutan kita bukannya menjauhkan kita dari Allah—sebagaimana kita lari dari macan atau preman misalnya—kita justru lari lagi kepada Allah. Dari sinilah raja’ bersemi dan diharapkan juga cinta. Karena, setelah kita lari ke Allah untuk menghindar dari apa-apa yang membuat kita takut, kita akan mendekat kepada-Nya, lebih memahami keindahan asma’ dan sifat-Nya, lalu dari situ lahir cinta. Apakah apa yang saya tulis ini mengandung kebenaran? WalLaah a’lam

Sebagai catatan akhir: doa-doa di kalangan Thariqah ‘Alawiyah ini disusun bukan hanya sebagai doa—yakni sebagai otak/sumsum ibadah atau juga senjata (silah) orang mukmin, melainkan juga sebagai pelajaran tentang doktrin Thariqah’ Alawiyah. Khususnya Thariqah ahlil yamin—yakni thariqah yang dirancang Habib Abdullah Haddad untuk mayoritas awam—menyangkut teologi (akidah/ilmu tauhid/ilmu kalam) dan suluk. Tentang peran doa sebagai suluk ini akan saya tulis di sambungan tulisan ini, in sya’ Allah.

Baca Juga:  Kenapa Seolah Allah Sengaja Menyesatkan atau Melupakan Hamba-Hamba-Nya?
Previous Article

<strong>Suluk Makrifat ala Al-Ghazali</strong>

Next Article

<strong>Gus Ulil:Iman Tanpa Syarat</strong>

Subscribe to our Newsletter

Subscribe to our email newsletter to get the latest posts delivered right to your email.
Pure inspiration, zero spam ✨