Al-Qur’an Petunjuk Hidup

Oleh: Ammar Fauzi, Ph.D

(Founder Indonesia Berfilsafat dan Pengajar di Nuralwala)

Al-Qur’an adalah karunia dan mukjizat terbesar nan abadi yang diturunkan untuk umat manusia.  Keberadaannya telah menghubungkan kita dengan Nabi Muhammad saw. hingga mampu mengakses keinginan Allah swt. Kehadiran Al-Qur’an adalah bagian dari hidup kita, yang tanpa keberadaannya manusia kehilangan arti, tujuan dan fungsinya. Jadi kalau kita hendak mengetahui keinginan, tujuan, dan harapan kita ke depan, maka persoalan-persoalan itu semua seharusnya bisa ditemukan di dalam Al-Qur’an.

Dalam ilustrasi yang paling sederhana untuk dapat menghantarkan pemahaman terkait fungsi dan kedudukan Al-Qur’an bagi manusia ialah sebagai berikut. Kalau kita membeli barang elektronik tentu kita akan mendapatkan buku panduan atau buku petunjuk untuk mengoprasikan atau merangkai barang tersebut, sehingga sebagai pembeli (pengguna) tidak salah saat menggunakannya dan mampu mengoprasikan semaksimal mungkin sesuai dengan tujuan dan fungsinya. Fungsi Al-Qur’an sebagai kitab petunjuk hidup itu sama posisinya seperti buku petunjuk barang elektronik di atas, tanpa buku petunjuk, maka kita tidak akan bisa memaksimalkan segenap potensi, kapasitas yang ada dalam diri kita.

Tidak ada buku petunjuk yang paling komprehensif dan sempurna untuk menuntun manusia kecuali Al-Qur’an. Mengapa? Karena buku-buku petunjuk yang disertakan dalam paket barang elektronik itu diciptakan atau diproduksi oleh pembuatnya. Demikian pula buku petunjuk manusia untuk bisa berfungsi dan memaksimalkan segenap potensi diri manusia, maka harus ada buku petunjuk yang diproduksi bukan oleh manusia sendiri tetapi oleh si pencipta manusia, yaitu  Allah swt.

Jadi, dengan ilustrasi di atas hidup kita harusnya selalu bertalian dengan Al-Qur’an, tanpa Al-Qur’an kita tidak bisa hidup. Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup tentu memberi arahan kepada seluruh manusia untuk memaksimalkan segenap keinginan, potensi, kapasitas yang ada pada diri kita. Inilah satu poin penting yang saya kira perlu secara bersama-sama bahwa Al-Qur’an poros hidup kita.

Baca Juga:  Alquran Muara Filsuf dan Sufi

Yang kedua semua potensi yang ada pada diri kita pasti ditangani dan diarahkan oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai buku petunjuk diyakini bukan hanya bisa memaksimalkan potensi manusia, melainkan mampu menjamin semua potensi-potensi yang ada pada manusia tidak akan rusak bahkan bisa menjadi maksimal. Hanya ada satu syarat agar kita bisa memaksimalkan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an. syaratnya adalah percaya penuh bahwa Al-Qur’an itu adalah petunjuk hidup, karena itu syarat pertama dari Al-Qur’an yaitu;

ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ

Itulah Al-Kitab (Al-Qur’an), tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa. (QS. Al-Baqarah [2]: 2)

Dengan demikian syaratnya hanya satu yaitu kita yakin bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk, tidak ada keraguan di dalamnya, lalu kita bisa menerimanya dengan hati yang bersih, yaitu orang-orang yang bertakwa, dengan kualitas takwa kita bisa menempatkan  Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup kita.

(Keterangan: Tulisan ini hasil transkip dari video berjudul Pengantar Tafsir Sufi 09 oleh Ammar Fauzi, Ph.D di kanal Youtube Nuralwala dan telah disesuaikan oleh tim Nuralwala)

 

0 Shares:
You May Also Like
Read More

Tentang Makar Allah

  اَفَاَمِنُوۡا مَكۡرَ اللّٰهِ‌ فَلَا يَاۡمَنُ مَكۡرَ اللّٰهِ اِلَّا الۡقَوۡمُ الۡخٰسِرُوۡنَ “Atau apakah mereka merasa aman dari siksaan…