Tidur bukan sekadar soal beristirahat; ia merupakan bagian penting dari proses me-recovery tubuh, mengembalikan energi, memperbaiki sel-sel tubuh, serta menjaga keseimbangan fisik dan mental. Namun, sayangnya, tidak semua tidur memberikan manfaat yang optimal. Hanya tidur yang berkualitaslah yang mampu memberikan manfaat nyata bagi tubuh dan mental. Lantas, bagaimana tasawuf memberikan panduan mengenai hal ini?
Imam al-Ghazali—sang maestro sufi—di dalam kitabnya Bidayah al-Hidayah memberikan tips-tips praktis agar tidur kita berkualitas secara lahir dan batin. Ia memberikan statment, “Janganlah banyak tidur, sebab tidur membuat seorang tidak banyak melakukan amal kebajikan. Tidurlah secukupnya saja, dan usahakan janganlah lebih dari delapan jam dalam sehari.”
Menurut Sang Imam, jika engkau hendak tidur, pastikan dalam keadaan bersih dan menjaga wudhu’, hadapkanlah tempat tidurmu ke arah kiblat dan tidurlah dengan memiringkan badan ke sebelah kanan.
Tidurlah setelah bertobat memohon ampun kepada Allah (juga memberikan maaf jika ada seseorang yang telah menyakitimu—penj) dan berniat tidak akan mengulangi kesalahan-kelasahan lagi.
Berniatlah untuk berbuat kebajikan terhadap sesama, jika Allah masih membangunkanmu dari tidurmu. Dan sisipkan niat untuk bangun sebelum fajar menyinsing untuk shalat subuh.
Lalu bacalah doa tidur, Ayat Kursi, ayat 285-286 surah al-Baqarah, surah al-Ikhlas, al-Falaq, dan al-Nas. Barang siapa yang melakukannya, naiklah jiwanya ke arsy Allah dan dia ditulis sebagai menunaikan shalat hingga dia terbangun. Selamat mencoba!