Saya semakin gak mengerti, kenapa pemerintah tidak bisa menghentikan judi online (judol). Dalam hal ini, semestinya Kemenkomimfo dapat memblokir semua aktiviktas online dari judol. Mulai dari situs, website, aplikasi, VPN sampai pada koneksi dengan perbankan yang mereka gunakan. Tetapi malah kegiatan judol semakin merajalela bahkan sampai menyedot uang rakyat sebesar Rp 200 trilyun. Angka ini equivalen dengan dana pendidikan Indonesia yang bisa mencerdaskan kehidupan bangsa.
Sungguh menyedihkan judol sudah terlanjur digandrungi oleh masyarakat Indonesia. Sebagian besar pemain judol ini dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Di mana mereka tidak punya pekerjaan tetap, sehari hari hanya mengadu nasib melalui judol. Dengan lincahnya memainkan gadget di tangan, padahal sebenarnya cuma mengejar impian-impian saja yang berupa angan-angan. Itulah kenapa judi diharamkan dalam Islam karena sifatnya cuma menebak-nebak sesuatu dengan kemungkinannya sangat kecil.
Bayangkan bagaimana bisa memasang uang 10 ribu dengan harapan dapat keuntungan 1 juta. Jelas ini hanya sebuah tipu daya yang dipropagandakan oleh bandar-bandar ingin mengeruk pundi-pundi masyarakat golongan ekonomi lemah. Awalnya website dan apalikasi sejenis mengiming-imingkan sesuatu yang menggoda masyarakat, seperti slogan kaya dengan cepat, gak usah ribet untuk cepat kaya, menjadi kaya dengan modal sedikit. Karena kekurangan ilmu dan terdesak oleh hal-hal kepuasan materi, maka tidak sedikit masyarakat yang tergoda judol.
Tapi, khayalan itu alih-alih menjadi nyata, malah uang pemain judi tersebut tersedot tanpa disadari. Kemudian, judol ini malah menjadi ketagihan dan asyik karena sudah diliputi oleh nafsu ingin kaya secara cepat. Akhirnya judol ini mengubah sifat menjadi kekonyolan seperti orang kecanduan. Menjual barang-barang rumah, mencari pinjaman sana sini, dan mungkin mencuri hanya untuk dapat modal buat judol.
Dalam hal judol ini, tidak ada lagi cara yang ampuh untuk membasminya kecuali pemerintah dengan kuasanya secara Top-Down. Menutup network mereka sekarang juga, tanpa ada lagi ketakutan. Analoginya, China mampu gantikan Google dengan Baidu (search engine made in China sendiri). Padahal, waktu itu Amerika mengancam dengan boikot produk-produknya. Tapi, China tidak gentar tetap menutup Google begitu juga dengan Facebook, kedua aplikasi ini gak exist di China.
Jadi pemerintah harus menutup judol yang konyol ini segera, demi kepentingan bangsa. Otherwise (jika tidak) judol bukan hanya dapat memiskinkan masyarakat, tapi juga bisa membuat rakyat bermental bobrok. Bola ada di tangan pemerintah, menurut saya ini lebih penting dari pada menyelesaikan IKN.