Dari Ramadhan ke Ramadhan Jua (Bagian 2)

Mudah-mudahan tahun ini sedikit tidak sama

Mudah-mudahan Ramadhan ini sedikit berbeda

Ya, meski hanya sedikit saja

 

Ada nuansa samawi

Meski semilir saja

Ada khusyu’

Meski tipis-tipis belaka

Ada kebahagiaan

yang sempat sirna

Mengusir sumpek di dada

 

Apakah sempurna?

Jauh dari itu semua

Tak tepermanai jauhnya…

 

Kalau semakin dekat saja

Meski hanya sedepa

Sudah cukup bagiku.

Wahai Kau

Satu-satunya Pelipur lara

 

Belas kasih-Mu tak menuntutku

jadi seperti dewata

Bahkan tak juga seperti Musthafa

Meski dia teladan sempurna

 

Siapa bisa mendekat padanya

Sedang dia semisal Dia

 

Kau hanya minta

Kami sadar berupaya

Menjadi sedikit lebih dewasa

Sedepa demi sedepa

Meski tak pelak berkali terpental mundur saja

 

Berusaha saja

Itu yang Kau minta

Dan apalagi selain daya upaya

yang kami bisa

 

Berharap beringsut

Sedepa demi sedepa

 

Menapaki akhir cerita

Dalam husnul khatima

akhir yang kirana

Asal saja masih kau sisakan nyawa dan kesanggupan berpuasa

Tahun demi tahun lagi

Dalam panjang usia

 

Sambil berharap tumpukan dosa

Kau angkat dari jiwa

Betapa pun banyaknya

 

Wahai Sang Belas Kasih

Pencinta

Terimalah ini semua sebagai doa

Dipanjatkan pungguk perindu bulan yang hina

Tak tahu dicinta

Malah maunya

Membangkang saja

 

Kalau bukan Andika

Siapa lagi bisa mengampuninya?

 

Kabulkan, Wahai

Yang Paling Welas Asih

Dari Semua Yang Welas Asih.

Lagi Maha Kuasa…

Baca Juga:  Memimpin Dengan Cinta: Belajar dari Rumi, 8 Abad Setelah Kelahirannya
Previous Article

Puasa Lebih dari Menahan Diri

Next Article

Makrifat Salat Menurut Syekh Muhammad Nawawī al-Jāwī (Bagian 1)

Subscribe to our Newsletter

Subscribe to our email newsletter to get the latest posts delivered right to your email.
Pure inspiration, zero spam ✨