Bil Hikmah Melalui Tasawuf

Sesungguhnya dalam diri Rasulullah terdapat contoh-contoh baik yang menjadi tuntunan kita semua. Beliau selalu mendahulukan akhlak kepada umatnya, karena itulah misi utamanya. Dalam sabdanya: “Aku diutus adalah untuk memperbaiki akhlak umat manusia”. Hal ini sangat penting menjadi tugas Rasulullah yang diamanahkan Allah Swt. Karena kebobrokan mental masyarakat Makkah pada saat itu sudah tidak dapat ditoleransi lagi. Sampai pada klimaksnya, masyarakat jahiliyah membunuh  bayi perempuan yang lahir. Mereka menganggap perempuan adalah suatu kesialan bagi kehidupan yang hanya membuat masalah-masalah. Dengan fenomena tersebut, Rasulullah tetap berdakwah dengan memberikan hikmah dan contoh kepada kaum jahiliyah.

Dari uraian di atas,saya mencoba share pengalaman bagaimana berdakwah dengan bil hikmah (memberikan hikmah) ala Rasulullah saw yang pernah dicontohkan kepada umatnya, sebagai berikut. Hampir lima tahun ini, kebetulan sedang mendalami konsep tasawuf. Di mana sebagian dari kita mungkin menolak konsep ini. Padahal tasawuf sendiri artinya tazkiyatun nafs (penyucian jiwa) yang ada dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman:

“Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)” (QS. Asy-Syams [91]: Ayat 9).

Jadi menurut hemat saya, bagaimana mungkin tasawuf itu sesat, sementara asalnya dari Allah. Lalu, mana bisa tasawuf bukan ajaran Rasulullah, kan beliau utusan Allah? Nah sejak saya mulai kenal dengan tasawuf, maka perbaiki semua ibadah saya kepada Allah. Kalau sebelum kenal tasawuf sangat susah sekali untuk khusyuk dalam shalat, melalui tasawuf saya jadi mengetahui untuk shalat khusyuk. Sebelum  kenal tasawuf sangat berat banget untuk qiyamul lail, dengan konsep tazkiyatun nafs maka  dengan sendirinya sangat mudah melaksanakannya.

Dengan demikian, saya yakin dengan tasawuflah banyak permasalahan kehidupan dapat terjawab. Salah satu contohnya adalah menjawab permasalahan bagaimana menghadapi kesiapan mental pada usia senja. Sewaktu usia mulai 50 tahun ketika kondisi fisik melemah, daya ingat sudah menurun, stamina tidak lagi prima, maka akan timbul kegalauan, kecemasan yang kita alami. Segala cara mulai reuni, sosialisasi, gowes, jalan pagi, diet telah dilakoni untuk mengatasinya. Tetapi, kecemasan, stress tidak kunjung pergi, malah bertambah dalam menghantui kehidupan.

Baca Juga:  Islam Agama Cinta

Ternyata melalui cara tasawuf, masalah kegalauan bisa teratasi dengan efektif. Asal, galau dari hati yang gelisah menghadapi masa depan dan trauma dengan masa lalu. Sementara tasawuf, mengajarkan kita untuk membersihkan hati agar berfikir dan bertindak di masa sekarang, selebihnya pasrahkan kepada Allah semata. Kemudian kita bisa fokus dengan ibadah baik habulum minallah wa hablum minanas.

Finally, tasawuf mampu membuat shalat menjadi khusyuk, puasa mendapatkan makna batin, infaq sesungguhnya adalah kita yang ditolong, haji merupakan perjalanan rohani. Sehingga dapat dikatakan tasawuf bisa meningkatkan nilai-nilai ibadah kita yang pada gilirannya terefleksi dalam kehidupan sehari-hari. Akhirnya kita bisa memberikan hikmah kehidupan terhadap masyarakat sekitar. Sehingga menjadi amal yang tidak putus sebagai bekal menghadap Rabbul ‘Alamin. Wallahu ‘alam.

Previous Article

Keanekaragaman itu Indonesia

Next Article

Kodak Membawa Maut: Kisah George Eastman dan Paradoks Kebahagiaan

Subscribe to our Newsletter

Subscribe to our email newsletter to get the latest posts delivered right to your email.
Pure inspiration, zero spam ✨